Anjangsana di Sanggar Bu Uswatun, Danramil Kerek Apresiasi Karyanya
Tuban – Pemilik Sanggar Batik Tulis Tenun Gedog Sekar Ayu, Ibu Uswatun Hasanah, mengaku merasa senang dengan kegiatan anjangsana Danramil 0811/14 Kerek Kapten Inf Abd. Nggofar beserta Istri. Pemilik Sanggar Batik yang terletak di Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek ini, dia juga menceritakan perjuangannya membesarkan Batik Gedok ini yang mulai di rintisnya tahun 1993 hingga seperti sekarang ini.
“Awalnya di sini orang-orang hanya bisa menenun. Semua saya mulai dari nol, saya mulai mengumpulkan ± 23 anak-anak sekolah dasar setelah sepulang dari sekolahnya saya ajarin membatik,” ujar Uswatun Hasanah saat menceritakan rintisan usahanya di depan Danramil 0811/14 Kerek, Kamis (18/11/2021).
Tapi waktu itu, menurut Uswatun, usaha yang dirintis tidak berjalan mulus karena kain-kain yang dibatik anak – anak banyak yang rusak bahkan harga jualnya tidak sesuai yang di harapkan. Meski harus rugi untuk membayar gaji, Bahkan hal itu sampai beberapa tahun berjalan. Meski demikian, ia tidak menyerah bahkan sampai rela menjual rumah warisan ibunya.
Setelah melewati jatuh bangun mulai tahun 1993 hingga 2007, akhirnya di tahun 2007 bisa bangkit dan berkembang seperti saat ini. Bahkan ia menjadi pengusaha batik tulis tenun gedog dengan omzet ratusan juta rupiah tiap bulan dengan brand batik ‘Sekar Ayu’.
Berkat usahanya menerapkan industri yang mendukung kelestarian budaya dan memberdayakan masyarakat, berbagai penghargaan diperoleh termasuk dari pemerintah yang memberikan anugerah tertinggi bidang industri, yaitu Upakarti 2010 kategori pelestarian budaya, dan akhir akhir ini mendapat Penghargaan Budaya Terbaik 2021 dari Dinas Pariwisata Tuban.
“Alhamdulillah, Terakhir kita mengikuti pameran di Grand city surabaya dalam rangka hari koperasi tahun 2021, selain di dalam negeri kita juga menembus pasaran pameran di beberapa negara seperti Swedia, Thailand, Belanda, dan Kamboja, dan di Kedutaan Amerika tahun (2020)” tutur pemilik batik sekar ayu ini.
Di sanggarnya pula, Uswatun mempunyai koleksi batik kuno kurang lebih ± 700 an lembar, ada yang berumur ratusan tahun dan sudah turun temurun, bahkan salah satunya pernah ditawar kolektor senilai Rp.100 juta, tetapi tidak dijualnya. Dia bersama keluarganya memiliki cita-cita membuat museum khusus batik untuk melestarikan batik khas tuban.
Dalam kesempatan ini Danramil mengatakan, Kita wajib bersyukur ini merupakan sarana silaturohmi yang baik dengan pengrajin batik yang ada di wilayah koramil 0811/14 Kerek, milik ibu uswatun yang berada di Desa Kedungrejo Kec. kerek masih ada yang melestarikan budaya leluhur khususnya batik tulis tenun gedog ciri khas kabupaten tuban.
”Saya berharap kepada generasi muda untuk ikut melestarikan budaya leluhur batik gedog ciri khas masyarakat tuban ini. Karena kebudayaan ini merupakan aset paling besar dan berharga dan sebagai generasi muda, kita tentu bangga sebagai bangsa yang dapat melestarikan hasil karyanya.”ucap danramil.